Mental Sampah

Pengen kembali ke kenangan masa lalu, ketika masih muda (lebih muda dari sekarang maksudnya..) ketika pertama kali menginjakkan kaki ke Ibu Kota Jakarta yang katanya (liat di TV) banyak gedung-gedung bertingkat, rumah mewah, suasana nyaman, lingkungan asri dan banyak lagi keindahan-keindahan lainnya. Tertipu rasanya ketika melihat tuk pertama kalinya, serasa ga percaya, ternyata ibu kota yang di banggakan menyimpan keburukannya dengan baik, di pinggiran kota masih banyak tempat-tempat kumuh, pinggiran jalan penuh dengan sampah, seakan tidak peduli, banyak yang beraktifitas di sekitarnya. Kesan pertamanya tentu saja "jorok". Ga heran, jangankan orang yang tinggal di pinggir kali, orang kaya yang mampu beli mobil sekelas HUMVEE HAMMER saja masih ga mampu beli tempat sampah tuk sekedar membuang kulit permen...!!


Mental sampah, mental orang kaya yang tidak peduli dengan sekitarnya, setidaknya begitu saya menyebut mereka. Seenaknya sendiri, menganggap semuanya bisa di selesaikan dengan uang yang mereka miliki. Tidak hanya pemilik mobil, pengendara motor pun tidak mau kalah untuk mengotori kotanya sendiri, mulai dari meludah. buang puntung rokok, sampai membuang sampah rumah di pinggir jalan... "Ter la luu...."

Hari ini juga di kejutkan oleh mental sampah "oknum" yang sungguh di luar batas kemanusiaan, bagaimana tidak, seorang sekuriti yang menitipkan roti di pantry kantor sudah sering mengeluhkan kekurangan uang hasil jualan, tapi hari ini lebih mengejutkan lagi, selain uang yang kurang, ternyata sudah 2 kali uang hasil jualan roti yang biasanya di masukkan ke dalam toples raib, hilang, lenyap tak berbekas bersama sang roti, yang tertinggal hanya 2 buah kotak besar yang kosong..."Sungguh ter la luu..."

Rasa aman sudah menjadi harga yang sangat mahal, dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari, selama beberapa tahun di jakarta, pengalaman pribadi dan juga sahabat, menunjukkan keamanan sudah menjadi barang langka dan mahal. Sering was-was juga jadinya ketika meniggalkan barang berharga, hhuuuffff. Jadi inget pesan bang napi "kejahatan ada bukan hanya karena niat dari pelaku tapi juga karena adanya kesempatan, waspadalah....waspada...!!!"

Nb. Oiya, ada award dari wina yang blom di ambil, hihihi, maap yak kelamaaaaan. Maklum sok sibuk neh
Nie dia awardnya...

Dan ada satu lagi award dari dhika
Ini dia awardnya..

Dan siapa pun diberikan ijin untung membawa pulang award diatas..
Makasi yachhhh, really appreciate it...

8 comments:

  1. emang bener, rasanya di jkt tuh selalu was" dan curigation ke org" sekitar

    ReplyDelete
  2. makanya.. ngeri hidup di jakarta Bli. kenapa ga pindah kerja ke Bali aja sih?
    Masih di Bali?

    ReplyDelete
  3. @ clara : iya nich, curiga boleh tp jgn nuduh hehehe..

    @ gek : hehehe.. pengen sich, tapi......

    ReplyDelete
  4. haloo... salam kenal bli gusti..
    ni keboo, dari bali jg...

    wah..gak kangen bali?
    tiap keboo ke luar, pasti langsung pengen pulang. hehe

    ReplyDelete
  5. @ kebookyut : hihihii nama'a lucu..
    pengen sich, khan tiap tahun pulang (kadang 3-4 kali).. keboo di bali mana?

    salam kenal juga, maksi dah mampir.. :)

    ReplyDelete
  6. Mental sampang...naudzubillah

    Selamat yg dpt award

    Berbagi itu mmg indah

    ReplyDelete
  7. Pengen sih.. Tapiiiiiiiii?
    Lanjutkan nae.... :)

    BUkan edisi Valentine-an kok.. :)
    Hanya sekedar review "My Man" hihihi.

    ReplyDelete
  8. @ pas... : hehhee...

    @ gek : tapi apa yach??
    bingung sendiri, hihi

    edisi valentine'a mana? :p

    ReplyDelete