Wah-wah-wah ga terasa udah ada di penghujung tahun, dan karena ada rencana berlibur (pulang kampung) kemungkinan bakalan ga bisa BW dan posting nich.. (sok penting n berisi nich postingannya) hehe.. Seperti biasa, ritual sebelum mudik kadang bikin gregetan. Harus packing dl, ya, packing, teknik memasukkan barang-barang bawaan ke dalam sebuah ransel (tau dech, paling males klo harus bawa koper, repot) maunya turun pesawat langsung keluar, males harus menunggu koper berdesak-desakan (lebay mode : ON)

malam ini jadi susah tidur, ga tau kenapa, daripada bengong mendingan posting, barang bawaan sudah siap saji (siap angkut maksudnya), ransel sudah siap minta di gendong, koper minta di seret (lho katanya ga bawa koper..) bawaan jadi lumayan ribet dech. Mau tau kenapa sampai bawa koper, kita kembali ke 2 hari yang lalu..
Tok..tok..tok.. tiba-tiba sedang asik ngeblog (baca : BW) di kamar ada yang ketok jidat eh pintu kamar.
"Jadi pulang tanggal brp?" tanya seorang yang mengetok pintu,
"Tanggal 26, sabtu, kenapa?" kujawab sekenanya karena masih agak kaget,
"Nitip koper yak, khan kamu pulang naik pesawat, kakak soalnya mo naik mobil, skalian jalan-jalan, lagian jauh lebih hemat" balasnya lantang,
*gubraks* kontan saja aku lebih terkejut,
"Ga gede koq, yang sedeng aja, bisa khan" lanjutnya ketika aku membuka pintu kamar, aku cumm bisa mengangguk tanpa kata.
Gagal dech rencana semula ga bawa koper, hal yang paling tidak kusuka, karena alasan tadi (ribed, pake d, ga pake t)
Kakaku memang mudik sekeluarga, beserta istri dan ketiga anaknya juga seorang pengasuh, ga heran lah klo barang bawaaannya sebanyak itu.
Cukup berkeluh kesahnya, hari ini Natal, seharusnya ada keceriaan natal disini, setelah mengirimkan pesan singkat (pesan yang sangat-sangat singkat) ke beberapa orang teman yang merayakan Natal, sambil tersenyum membaca balasannya, jadi teringat dulu, waktu masih kecil, diajak oleh Ayah ke rumah sahabatnya yang merayakan Natal, di sebuah rumah di Bali, rumahnya sederhana tapi luas, aku dan kakaku (yang tanggal 29 nanti mau menikah) bermain kejar-kejaran dengan anak-anak yang belum ada satu jam aku kenal, jelas terlihat kedamaian bersosialisasi dan toleransinya yang tinggi. Sampai sore, ketika akan berpamitan pulang, masih teringat jelas bagaimana jari-jari kecilku menggenggam coklat koin yang di tawarkan, berusaha mengambil sebanyak mungkin, tanpa malu karena memang kita (anak-anak) dipersilahkan membawa sebanyak yang kita bisa.
Saat ini perayaan Natal dirayakan dengan meriah, penuh suka cita, hura-hura bertaburan kemewahan dimana-mana, satu hal yang aku rindukan, kedamaian Natal itu sendiri...
"Jadi pulang tanggal brp?" tanya seorang yang mengetok pintu,
"Tanggal 26, sabtu, kenapa?" kujawab sekenanya karena masih agak kaget,
"Nitip koper yak, khan kamu pulang naik pesawat, kakak soalnya mo naik mobil, skalian jalan-jalan, lagian jauh lebih hemat" balasnya lantang,
*gubraks* kontan saja aku lebih terkejut,
"Ga gede koq, yang sedeng aja, bisa khan" lanjutnya ketika aku membuka pintu kamar, aku cumm bisa mengangguk tanpa kata.
Gagal dech rencana semula ga bawa koper, hal yang paling tidak kusuka, karena alasan tadi (ribed, pake d, ga pake t)
Kakaku memang mudik sekeluarga, beserta istri dan ketiga anaknya juga seorang pengasuh, ga heran lah klo barang bawaaannya sebanyak itu.
Cukup berkeluh kesahnya, hari ini Natal, seharusnya ada keceriaan natal disini, setelah mengirimkan pesan singkat (pesan yang sangat-sangat singkat) ke beberapa orang teman yang merayakan Natal, sambil tersenyum membaca balasannya, jadi teringat dulu, waktu masih kecil, diajak oleh Ayah ke rumah sahabatnya yang merayakan Natal, di sebuah rumah di Bali, rumahnya sederhana tapi luas, aku dan kakaku (yang tanggal 29 nanti mau menikah) bermain kejar-kejaran dengan anak-anak yang belum ada satu jam aku kenal, jelas terlihat kedamaian bersosialisasi dan toleransinya yang tinggi. Sampai sore, ketika akan berpamitan pulang, masih teringat jelas bagaimana jari-jari kecilku menggenggam coklat koin yang di tawarkan, berusaha mengambil sebanyak mungkin, tanpa malu karena memang kita (anak-anak) dipersilahkan membawa sebanyak yang kita bisa.
Saat ini perayaan Natal dirayakan dengan meriah, penuh suka cita, hura-hura bertaburan kemewahan dimana-mana, satu hal yang aku rindukan, kedamaian Natal itu sendiri...
aku juga mudik...
ReplyDeleteskarang udah di rumah...
happy holiday....
@ riesta : happy holiday too...
ReplyDeleteselamat natal yaaa
ReplyDelete@anaknelayan : sama2
ReplyDeleteaku ga bisa mudik walaupun dapet libur taun baru...sedih dech:( have a nice holiday @ your hometown!!!
ReplyDeleteSelamat berlibut panjang ya..
ReplyDeletesemoga kita selalu dalam lindunganNya
@ dewi malam : lho koq ga bisa?? knp??
ReplyDeletenikmati aja, dmana aja... :)
@ itik : makasi...
ternyata Bali bnyk berubah yach...
aku di rumah aja :D
ReplyDeleteSelamat natal ya..... dan selamat liburan
ReplyDeleteSelamat Natal, semoga damai dan sukacita natal berlimpah atas kita semua
ReplyDeleteselamat liburan ya mas
ReplyDeleteselamat berlibur.
ReplyDeletehem, iya, sama nggak suka kalo bawa-bawa koper. backpack is the best deh
met tahun baru y kawan
ReplyDeletesalam hangat dari blue
biarpun dah terlambat tapi aku masih mau mengucapkan selamat natal dan tahun baru
ReplyDeletesalam kenal
wah aku telat ya
ReplyDeleteselamat Natal dan tahun baru ya ^^
hehee, ribed emg kalo packing, aku juga males...^^
@dhika : baru pulang liburan nich..
ReplyDelete@ninneta : sama2..:D
@jola76 : met natal juga
@kelici : liburan kemana?
@lina : iya nich, ampe pegel bawa'a :p
@blue : salam hangat juga blue..:)
@webmaster : salam kenal dan met natal n tahun baru juga..
@clara : hehehe, gpp telat.. yg penting inget.. :D